BOGOR – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf RI) bekerjasama dengan Bidang Budaya Dompet Dhuafa menggelar kegiatan BISA FEST Pesona Seni Pencak Silat di Kampung Silat Jampang (KSJ), Zona Madina, Parung, kabupaten Bogor, Rabu (6/7/2022).
Puluhan perguruan seni silat yang ada di Indonesia mengikuti acara yang menjadi kegiatan pemberdayaan pelaku budaya yang produktif untuk melestarikan warisan nenek moyang. Hal ini juga dilakukan dalam rangka mendukung dan menunjang pengembangan parekraf yang kreatif dan berkelanjutan.
Hadir juga pada kegiatan budaya ini Kepala Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Mely Kamelia, Subkoordinator Event Wilayah 1A Joko Suharbowo, Anggota Komisi X DPR RI DR Fahmi Alaydros, Direktur Dakwah, Budaya dan Pelayanan Masyarakat Ahmad Sonhaji, Ketua Umum KSJ dan GM Pendidikan dan Budaya Dompet Dhufa Herman Budianto.
Mewakili Kemenparekraf RI, Joko Suharbowo menyampaikan apresiasi bagi para budayawan, pelestari dan pegiat kesenian pencak silat. Hadirnya KSJ begitu penting untuk terus menghidupkan kesenian warisan Nusantara.
“Pemerintah mencoba membuat program inovatif yaitu BISA Fest. Program ini memang dimaksudkan untuk mewadahi silaturahmi, sekaligus juga untuk memberikan kesempatan membuka wawasan bagi teman-teman pelaku ekonomi kreatif, dan pelaku seni budaya, dengan menghadirkan narasumber-narasumber terkait,” jelasnya.
Khususnya paska pandemi ini, Joko menyampaikan bahwa pemerintah memiliki 3 (tiga) strategi yang sebaiknya dapat dilakukan dan dipenuhi. Tiga hal tersebut adalah adaptasi, inovasi dan kolaborasi.
Senada dengan Mely, Fahmi Alaydroes turut menyampaikan, bahwa tentu saja pencak silat adalah warisan budaya yang sangat luar biasa hebatnya. Asal benar-benar diperuntukkan dengan baik. Apapun bentuk pencak silat, apapun ajarannya, apapun jurusnya, tuturnya, yang ia harapkan adalah jangan sampai kegiatan pencak silat mengotori akidah dan agama.
“Karena beberapa daerah banyak aliran pencak silat yang berafiliasi dengan kepercayaan kepercayaan yang mencemari akidah. Justru seharusnya pencak silat ini memiliki nilai luhur dan spiritual yang luar biasa sebab pasti ada kaitannya dengan kepercayaan dan ketuhanan,” ucapnya, dilansir dompetdhuafa.org.
Acara dilanjutkan dengan talk show bersama Ketua Umum Kampoeng Silat Pencak – Herman Budianto membahas tentang keindahan seni pencak silat. Pencak silat merupakan budaya bangsa yang memiliki kekayaan seni yang sangat mendalam, selain juga memiliki aspek beladiri, olah raga dan mental spiritual yang mendalam.
Setiap gerakan seni silat mempunya pendalam dari aspek wiraga, wirama dan wirasa, sehingga tidak sekedar bergerak tanpa makna. Seni bergerak silatpun mempunya seni tersendiri yang biasa disebut pasanggiri untuk daerah Jawa Barat. Gerakan yang mengikuti alunan gendang pencak ini memiliki aturan yaitu Pertama, Tepak Dua (Palederetan) yang merupakan gerakan seni keindahan silat, kedua yaitu tepak tilu (Golempang), memperlihatkan teknik serang bela yang masih terikat pada ketukan irama. Ketika yaitu Padungdung, di sini pesilat berimprovisasi secara bebas sesuai dengan imajinasinya ketika itu.
Di tengah-tengah acara, beberapa perguruan silat memberikan penampilan seni bela diri terbaiknya. Setidaknya ada 6 (enam) perguruan yaitui Perguruan Silat Hawa Murni Indonesia, Perguruan Sera Bongkar Kandang, Perguruan Silat IKSPI Kera Sakti, Perguruan Silat Perisai Diri, Perguruan Pajajaran Cimande dan Beksi Merah Delima Indonesia (BMDI).