Loading

 

Keutamaan Seorang Guru

عن أبي مسعود عقبة بن عمرو الأنصاري رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ (رواه مسلم)
Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amir Al Anshari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya”.
(HR. Muslim no. 1893).

Pelajaran yang terdapat dalam hadits di atas:
1). Kebaikan yang dimaksudkan dalam hadits tersebut adalah kebaikan agama maupun kebaikan dunia. Berarti kebaikan yang dimaksudkan bukan hanya termasuk pada kebaikan agama saja.

2). Termasuk orang yang memberikan kebaikan di sini adalah seorang guru, karena beliaulah yang memberikan wejangan, nasehat, menulis buku dan ilmu yang bermanfaat.

3). Hadits di atas semakna dengan hadits dari Abu Hurairah ra., Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَىْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ .(رواه مسلم)
“Barangsiapa menjadi pelopor suatu amalan kebaikan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya pahala semisal pahala orang yang mengikutinya dan sedikitpun tidak akan mengurangi pahala yang mereka peroleh. Sebaliknya, barangsiapa menjadi pelopor suatu amalan kejelekan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya dosa semisal dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosanya sedikit pun”.
(HR. Muslim no. 1017)

4). Seorang guru adalah pahlawan sepanjang waktu, bukan pahlawan yang hanya diingat dan dihargai pada waktu tertentu. Bayangkanlah sejenak diri kita sebelumnya, lalu lihatlah bagaimana diri kita hari ini? bukankah guru yang telah berjasa mendidik dan mengajari kita. Tidak ada satu manusiapun yang sukses tanpa guru. Melalui gurulah Allah subhanahu wata’la memberikan kita ilmu, pengetahuan, dan ketrampilan.

5). Menjadi seorang guru, baik guru dalam ilmu agama maupun ilmu dunia punya keutamaan begitu besar. Yakni Keutamaan seorang yang mengajarkan ilmu.

6). Diantara keutamaan menjadi guru/pendidik, adalah:
1. Memiliki sifat iffah (memelihara diri dari minta-minta), yang dihargai dan dihormati kedudukannya oleh Allah.
2. Allah SWT memberi balasan untuk guru/pendidik yang mendidik dan mengajarkan kebaikan atau pelajaran yang bermanfaat, sama seperti orang-orang yang melakukannya.
3. Allah SWT, para Malaikat, penghuni langit dan bumi bersholawat (mendo’akan) para pendidik yang mengajarkan kebaikan.
4. Para guru dan pendidik senantiasa akan mendapatkan pahala dari Allah sebagai imbalan dari hasil pendidikan dan pembinaannya, meskipun dia sudah mati/wafat.

7). Guru dan Pendidik adalah Da’i dan Muballigh, yang mendakwahkan dan menyampaikan ilmu Allah SWT, karena pada hakikatnya segenap ilmu baik dan berguna bagi manusia, adalah merupakan anugerah Allah kepada manusia, untuk menunjang tugas dan fungsinya sebagai hamba Allah dan Khalifah fil Ardh.

Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur’an :
1. Perintah Dakwah dan Tabligh (Pengajaran), adalah merupakan perintah yang tidak hanya ditunjukan kepada para Nabi dan Rasul Alloh SWT, melainkan juga ditunjukan kepada segenap ummatnya, lebih-lebih para guru dan pendidik:

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ  ۚ  وَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
(QS. Ali ‘Imran 3: 104)

2. Profesi Guru dengan Da’i dan Muballigh adalah tugas mulia yang merupakan perintah yang tidak hanya ditunjukan kepada para Nabi dan Rasul, melainkan juga ditunjukan kepada segenap ummatnya, lebih-lebih para guru dan pendidik:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ  ۗ …
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.”
(QS. Ali ‘Imran 3: 110)

3. Allah perintahkan kepada para aqniya’ (murid/masyarakat/pejabat) memberikan perhatian khusus kepada Para Guru karena Iffahnya:

لِلْفُقَرَآءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِى سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِى الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَآءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيمٰهُمْ لَا يَسْئَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا  ۗ  وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ
“(Apa yang kamu infakkan) adalah untuk orang-orang fakir yang terhalang (usahanya karena jihad) di jalan Allah, sehingga dia yang tidak dapat berusaha di bumi; (orang lain) yang tidak tahu, menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta secara paksa kepada orang lain. Apa pun harta yang baik yang kamu infakkan, sungguh, Allah Maha Mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah 2: 273)

4. Para guru dan pendidik akan mendapatkan pahala dari Allah meskipun dia telah wafat:

إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَءَاثٰرَهُمْ  ۚ  وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنٰهُ فِىٓ إِمَامٍ مُّبِينٍ
“Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuz).”
(QS. Ya-Sin 36: 12)

“Semoga menjadi penyemangat bagi kita semua khususnya para guru untuk terus giat menyampaikan dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat”
aamiin…

والله اعلم بالصواب …
Semoga bermanfaat dan barokah…