BOGOR — Setelah melangsungkan Pelatihan Eco Enzyme pada Sabtu (23/4/2022), Dompet Dhuafa bersama Kampoeng Silat Jampang (KSJ) melanjutkan giat Pencak Silat Bersholawat di Aula Masjid Al Madinah, Kawasan Zona Madina Dompet Dhuafa, Kemang, Bogor. Berlangsung ba’da sholat Ashar berjamaah, sholawat terlantun khusyuk dipimpin oleh Ustadz Arif Rosyadi (Imam II DKM Al Madinah), bersama Habib Muhammad bin Umar Al-Attos (Pimpinan Majelis Assofa Jakarta), Mayjen TNI (Purn) Eddie Mardjoeki Nalapraya (Dewan Kehormatan), Ustadz Ahmad Shonhaji (Dewan Pembina KSJ & Direktur Budaya, Dakwah, dan Pelayanan Masyarakat), serta Ustadz Herman Budiyanto (Ketua KSJ).
Dalam kesempatan sore itu, Eddie Mardjoeki Nalapraya, memberikan 3 (tiga) piagam penghargaan untuk komunitas pencak silat KSJ, yang secara simbolis diserah-terimakan melalui Ustadz Herman Budiyanto. Penghargaan tersebut antara lain:
- Convention for The Safeguarding of The Intangible Culture Heritage bertajuk ‘Traditions of Pencak Silat’ dari UNESCO (12 Desember 2019),
- Anugerah Purwakalagrha Indonesia Museum Awards 2021 bertajuk ‘Pengabdian Sepanjang Hayat’ kepada Eddie Mardjoeki Nalapraya dari Komunitas Jelajah Jakarta (19 Desember 2021), dan
- Penghormatan kepada Bapak Pencak Silat Dunia dari Ketua IPSI, Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto (13 Desember 2021).
“Penghargaan ini dari UNESCO bertuliskan ‘Traditions of Pencak Silat’, ini pengakuan resmi dunia bahwa pencak silat merupakan tradisional, bukan olahraga saja. Bermula dari inisiasi kita kumpulkan sejarah silat, sehingga keputusan ini dikeluarkan di Kolombia pada tanggal 12 Desember 2019, kemudian diserahkan kepada kedutaan besar kita di Paris, lanjut ke Menlu, lalu ke Menteri Kebudayaan, dan diberikan melalui saya. Tapi penghargaan ini untuk anda, bukan hanya untuk pelaku silat saja tapi untuk seluruh Indonesia,” jelas Bapak Pencak Silat Dunia disela serah-terima penghargaan.
Ia lanjutkan, “Alhamdulillah, seumur saya menjadi Ketua IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia), baru sekarang saya ketemu acara sholawat bareng pesilat ini. Tapi tidak aneh, sebab prinip pencak silat yang diajarkan oleh nenek moyang kita, pertama itu pendidikan mental, akhlak kita didik. Kedua baru, beladiri itu sendiri, fisik. Jadi akhlak kita tata, jasmani juga segar, aman. Sejatinya latihan beladiri itu untuk kehidupan, bukan untuk berkelahi”.
Habib Muhammad bin Umar Al Attos, dalam tausiyahnya turut menyampaikan, “Jika kita lihat, dengan sholawat itu sejatinya membangkitkan semangat perjuangan. Kembali mencintai Rasul, ruh kita terpantik. Jiwanya bangkitkan, lalu raganya. Benar akhlak harus mendominan, dikedepankan. Sejatinya akhlak yang menguatkan”.
Di akhir acara, Dompet Dhuafa juga menggulirkan ratusan Parsel Ramadhan untuk para pecinta seni budaya beladiri tersebut dan para penerima manfaat di kawasan Zona Madina. Ustadz Herman turut mengungkapkan, “Alhamdulillah, hari ini kita bisa silaturahim seharian bersama untuk mengikuti rangkaian Pelatihan Eco Enzyme, Pencak Silat Bersholawat, dan ditutup dengan Iftar bersama di Zona Madina. Dapat banyak hadiah juga dari Bapak Pencak Silat kita. Harapan kami agar senantiasa mengembangkan budaya silat dan senantiasa beribadah kepada Allah SWT”. (Dompet Dhuafa / Dhika Prabowo)