Loading

Abah S. Anda yang lahir pada tahun 1911 dari seorang ayah bernama Abah Amin merupakan seorang pejuang yang melawan penjajah Belanda dan Jepang. Pada tahun 1941 di usia yang ke-25 tahun beliau bersama ayahnya melawan penjajah Jepang di Bogor. Suatu ketika Abah S. Anda membunuh pasukan penjajah Jepang dengan cara ditusuk dengan senjata tajam, setelah itu penjajah tersebut dikubur dalam keadaan masih hidup sampai akhirnya meninggal dunia.

Setelah peristiwa yang cukup menggemparkan penjajah Jepang tersebut, Abah S. Anda berhijrah ke Banten, sekaligus menemui ayah angkatnya Abah Amin yang bernama Abah Godok/Raden Papak dengan tujuan untuk memperdalam dan menambah ilmu silat yang digunakan sebagai modal untuk melawan penjajah yang ada di Bogor. Pada tahun 1942, Abah S. Anda ikut berjuang bersama Abah Godog melawan penjajah di daerah Banten. Pada waktu itu banyak penduduk Banten yang diculik untuk dijadikan budak penjajah Jepang.

Setelah berjuang di Banten, Abah Godog pun diajak oleh Abah S. Anda ke Bogor untuk bersilaturahmi dengan Abah Amin. Bertemulah ayah angkat dengan anak angkatnya yang sudah lama tidak berjumpa, yaitu Abah Godog dan Abah Amin. Setelah pertemuan tersebut, Abah Godog lantas mengajak duel Abah Amin, untuk mengetahui sejauh mana kekuatan Abah Amin yang sudah sekian lama tidak bertemu. Mereka pun saling adu kekuatan untuk membuktikan siapa yang lebih kuat/sakti, ternyata Abah Godog dan Abah Amin memiliki ilmu yang samasama kuat.

Setelah mereka bertemu dan mengasah kekuatan Abah Godog/Raden Papak mengusulkan ke anak angkatnya untuk membuka tempat bela diri, Abah Amin pun setuju untuk membuka  perguruan di kediamannya. Setelah itu terbentuklah Perguruan Silat Sera di Kampung Cibuluh Desa Kedung Badak Kec. Tanah Sareal Kab. Bogor pada tahun 1946. Abah Amin sebagai pelatih utama didampingi oleh Abah S. Anda sebagai asisten pelatih memiliki 53 (lima puluh tiga) murid generasi pertama Sera, diantaranya yaitu Bapak Sanusi (Uci), Bapak Encep, Bapak Anwar, dan masih banyak yang lainnya. Setelah terbentuk Perguruan Silat Sera di Bogor, Abah Godog/Raden Papak kembali ke kampung halaman di Banten.

Pada tahun 1963 Abah Amin mempunyai cucu laki-laki hasil perkawinan dari Abah S. Anda dengan Siti Mariam, anak tersebut Abah Amin beri nama, Ade Sopian. Ketika cucunya berusia 7 tahun, Abah Amin meninggal dunia, lalu kepemimpinan perguruan dilanjutkan oleh Abah S. Anda. Ade Sopian sebagai anaknya dipersiapkan dari semenjak kecil sebagai calon penerus perguruan, ia diajarkan ilmu silat semenjak kecil. Pada usia 19 tahun, Ade Sopian sudah berhasil menjadi asisten pelatih. Ketika Bapak Ade Sopian sudah diangkat menjadi pelatih, Abah S. Anda meninggal dunia pada tahun 1991. Kepemimpinan perguruan selanjutnya digantikan oleh anaknya, Bapak Ade Sopian.

Abah Ade Sopian – Guru Besar Sera

Pada bulan November 2014, Bapak Ade Sopian membuka unit latihan Perguruan Silat Sera di Jampang Pulo Desa Jampang Kec. Kemang, Kab. Bogor dengan murid sekitar 30 orang. Proses latihan dibantu oleh asisten pelatih Bang Biih/Nurhasan, Entong Beno, Nur Imam Syaputra, Dede Supriyadi/Kevin, Acep Saputra, Andika, Shegi Juniar Dani, dan Tedidan. Saat ini Perguruan Silat Sera semakin meluas perkembangannya, di Jampang Pulo Desa Jampang saja terdapat sebanyak 83 generasi  muda pesilat Wonga Tua Kaulinan Sera.

Sumber : Kampoeng Silat Jampang