KSJ Ikut Berduka Cita Atas Meninggalkan KH Dr Shalahuddin Wahid

Loading

 

*اِنّالِلّهِ وَاِنّا اِليه راجعون*

Kami Keluarga Besar Kampung Silat Jampang (KSJ) ikut berduka cita yang mendalam atas wafatnya KH Dr Ir Sholahuddin Wahid

*اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَه وارْحَمْه وَعَافِه وَاعْفُ عَنْه*
*وَأَكْرِمْ نُزُله وَوَسِّعْ مَدْخَلَه*
*وَاغْسِلْه بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّه مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَس*
*وَأَبْدِلْه*
*دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِه ِوَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِه*
*وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِه*
*وَأَدْخِلْه الْجَنَّةَ وَأَعِذْه.*
*مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَتِه وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ.*
*اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَشَاهِدِنَا*
*وَغَائِبِنَا وَصَغِيْرِنَا وَكَبِيْرِنَا وَذَكَرِنَا وَأُنْثاَنَا. اللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَه ُمِنَّا فَأَحْيِه عَلَى اْلِإسْلاَمِ وَمَنْ تَوَفَّيْته مِنَّا فَتَوَفَّه عَلَى اْلِإيْمَانِ. اَللَّهُمَّ لَاتَحْرِمْنَا أَجْره وَلاَ تَضِلَّنَا بَعْدَه بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ*

*أَمِينِ يَا رَبَّ العَالَمِينَ*

(more…)

Latihan Silat Dapat Menguatkan Otak

Loading

Latihan silat dan bela diri lain ternyata selain olah raga fisik ternyata juga menyehatkan otak.

Dikutip dari The Independent, berikut manfaat bagi otak

1. Mempertajam fokus

Latihan bela diri merupakan cara yang baik untuk mempertajam fokus dan meningkatkan konsentrasi. Peneliti menyebut bela diri merupakan cara terbaik melatih fokus dengan metode attention state training (AST).

2. Meningkatkan kecepatan respons

Latihan bela diri juga membantu meningkatkan kecepatan respons dan koordinasi antara otak dan anggota tubuh lainnya. Gerakan menangkis dan menghindar contohnya, dapat diterima dengan lebih baik oleh tubuh ketika otak merasakan ancaman bahaya.

3. Mengurangi agresivitas

Penelitian menyebut latihan bela diri juga membantu mengurangi agresivitas pada pria. Dengan bela diri, empati kepada orang lain yang lebih lemah bisa tumbuh dan menghindari terjadinya bullying.

4. Meredakan stres

Sama seperti olahraga lainnya, latihan bela diri juga bisa meredakan stres yang dirasakan seseorang. Penelitian juga menyebut mereka yang rutin latihan bela diri berisiko lebih rendah mengalami depresi.

Yuk kita kita semangat untuk latihan silat

Sumber : Disadur dari detik health

UNJ Gelar PendampinganPencak Silat Berbasis Digital di Kampung Silat Jampang

Loading

Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bersama Kampoeng Silat Jampang (KSJ)  Dompet Dhuafa, menyelenggarakan giat pendampingan pencak silat kategori tunggal berbasis digital. Giat tersebut berlangsung di aula Masjid Al Madinah  Dompet Dhuafa, Desa Jampang Kecamatan Kemang.

Herman Budianto, Ketua Kampoeng Silat Jampang mengungkapkan, pihaknya berterimakasih atas kedatangan tim pengabdian masyarakat dari Universitas Negeri Jakarta untuk belajar bersama dengan guru dan murid pesilat muda dari KSJ Dompet Dhuafa.

“Ada sekitar 51 orang pesilat muda yang mengikuti kegiatan pendampingan pencak silat ini,” ungkap Herman Budianto kepada wartawan.

Sementara Dr. Johansyah Lubis, M.Pd selaku Ketua Lembaga PB IPSI yang juga dosen Fakultas Olahraga UNJ mengungkapkan, program pendampingan pencak silat berbasis digital tersebut dilakukan dalam rangka pengabdian masyarakat dari Universitas Negeri Jakarta.

“Giat ini dilaksanakan untuk saling berbagi ilmu dalam rangka melestarikan budaya pencak silat.” tutur Dr. Johansyah Lubis, yang didampingi Eko Wahyudi, atlet peraih medali emas Kejurnas Silat, PON, Sea Games dan Juara Dunia yang dalam giat itu akan memberikan materi dan tehnis seputar pendampingan pencak silat kategori tunggal berbasis digital.

Dalam giat ini, para pesilat muda KSJ diberikan materi dan tehnis sekaligus menunjukan jurus tunggal dengan menggunakan toya dan golok, dibawah pengawasan dan pengarahan Eko Wahyudi selaku narasumber. Para peserta juga mendapatkan sertifikat pelatihan dan kaos dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Sesi acara diakhiri dengan pemberian plakat oleh Dr. Johansyah Lubis dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) kepada Herman Budianto selaku Ketua kampoeng Silat Jampang  Dompet Dhuafa. (FHR/Andi).

Lewat Manajemen Perguruan Silat: KSJ Sasar Banyak Aspek Kehidupan

Loading

 

Dompet Dhuafa Post Image
Herman Budianto, selaku Ketua Kampoeng Silat Jampang (KSJ) Dompet Dhuafa mengutarakan betapa pentingnya manajemen perguruan silat dengan perkembangan silat itu sendiri. Ia mengutarakan hal tersebut dalam acara “Silaturahim Silat Tradisional Indonesia 2019″

“Kita sering berinteraksi dan kami melihat mereka sangat tradisional. Sampai tradisionalnya semua pengaturan masih berada di satu orang, satu guru. Tidak ada manajemen. Dampaknya bisa buruk bagi dunia silat. Kalau gurunya meninggal, maka semua ilmu akan terbawa meninggal bersama gurunya. Maka dari situ harus ada perbaikan. Kita harus mengubah tradisional ini menjadi lebih modern. Kita kenalkan dengan konsep organisasi. Kita ajak mereka mengurus badan hukum entah dari yayasan atau perkumpulkan. Kita siapkan pelatihan untuk membuat organisasi tadi. Kita kenalkan visi-misi, tujuan, hingga kurikulum,” ujar Herman, ketika ditemui di Padepokan Pencak Silat Indonesia, Pinang Ranti, Makassar, Jakarta Tmur.

Silat di mata sebagian masyarakat juga masih belum dianggap penting. Lantaran dengan melekatnya stigma dunia silat dengan sifat mistis, mendorong sebagian masyarakat menjauhkan diri dari silat.

“(Stigma) mistis masih melekat. Untuk itu kita perlu mengenalkan silat lebih jauh dengan pendekatan filosofis dan manajerialnya. Kita juga sudah beberapa kali melakukan pembicaraan dengan anggota dewan, dinas pendidikan, dinas pariwisata. Menyampaikan konsep-konsep kurikulum silat. Sehingga mengusulkan tidak hanya menjadi ekstrakulikuler, tapi menjadi muatan lokal. Namun ini memang masih proses,” lanjutnya.

Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan menggeluti silat. Baik segi ekonomis, akademik, seni dan lain-lain. Coba tengok Iko Uwais, melalui silat ia mengenalkan seni bela diri ke dalam film yang telah dinikmati tidak hanya orang Indonesia, tetapi juga mancanegara.

“Melalui seminar bedah buku dan acara ‘Silaturahim Silat Tradisional Indonesia 2019’ ini diharapkan menambah komitmen kita tuk tetap bersemangat melestarikan silat tradisional Indonesia. Harapannya di akhir 2019, silat diakui menjadi kekayaan budaya Indonesia oleh UNESCO,” terang Sahrawardi, selaku Ketua Panitia.

Hadir pula pegiat-pegiat hebat dunia silat seperti Mayjend TNI (Purn) Dr. H. Eddie M. Nalapraya (Bapak Pencak Silat Dunia), Khairul Jasmi (Komisaris PT.Semen Padang), Edwin H. Abdullah (Wakil Direktur Utama PT. Angkasa Pura II), dan Arifian Purwakanta (Direktur Utama BAZNAS). (Dompet Dhuafa/Fajar)

Pelatihan Caracter Building Pesilat Kampung Silat Jampang

Loading

Kampung Silat Jampang (KSJ) Dompet Dhuafa, dalam kegiatan peningkatan kapasitas bagi 22 perguruan silat yang tergabung dalam Kampung Silat Jampang membuat kegiatan pesantrean silat, yang diisi dengan program pelatihan pembangunan karakter (caracter building) dengan mengangkat tema Membangun Insan Silat yang Berkarakter.

Kegiatan pesantren kilat kali ini diikuti oleh 22 perguruan silat dan di buka langsung oleh Ketua Kampung Silat Jampang Ust Herman Budianto.” ujar Jabaludin Raisha, salah satu pengurus KSJ, dalam laporannya.

Dalam sambutannya, Ketua KSJ Herman Budianto mengatakan, membangun karakter para pesilat menjadi sangat penting saat ini. Karena bangsa Indonesia, sedang luntur dalam pembangunan karakter. “Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para pesilat mampu mengasah rasa empati, peduli, mau berkurban dan berbagi ilmu dalam mengembangkan silat. Agar kedepannya, perguruan silat dan para pesilat, mampu berkembang dan bisa memajukan silat dengan karakter jiwa pesilat yang utuh.” tutur Herman Budianto.

Pelatihan peningkatan karakter ini, menghadirkan seorang Trainer Karakter Building, Asep Safaat, yang selama 2 jam memberikan berbagai ilmu mengenai pembangunan karekter.

Sementara salah satu peserta pelatihan, Tono Hartono dari Perguruan Silat Mata Hati, kegiatan tersebut sangat berguna. Menurutnya, bagi pesilat pelatihan semacam ini merupakan hal baru. Karena biasanya hanya rutin melakukan kegiatan pelatihan silat. “Sementara di KSJ, kami di latih bukan hanya ilmu silat, melainkan mendapatkan pelatihan soal pembangunan karakter,” ujar Tono Hartono. Dirinya jug mengaku merasa bangga bisa bergabung dalam keluarga besar KSJ Dompet Dhuafa. Kegiatan pesantren silat KSJ, sambungnya, bukan hanya menyajikan materi pengembangan karakter, tapi dirangkai dengan kegiatan sedekah jurus KSJ yabg dipersembahkan 22 perguruan sikat. “adanya jurus KSJ dianggap penting, karena saat ini KSJ belum memiliki jurus yang baku yang bisa di tampilkan dalam kegiatan festival silat. ” ujarnya.

Selain sedekah jurus silat KSJ, kegiatan juga diisi dengan penyerahan parsel lebaran oleh ketua KSJ kepada para dewan guru/pelatih yang selama ini berdedikasi membangun silat di KSJ. Bingkisan parsel  juga di berikan kepada 10 pesilat dhuafa yang berprestasi. Kegiatan di tutup dengan Tausiah menjelang berbuka dan sekaligus buka puasa bersama oleh Ust Herman Budianto (mul).