Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bersama Kampoeng Silat Jampang (KSJ) Dompet Dhuafa, menyelenggarakan giat pendampingan pencak silat kategori tunggal berbasis digital. Giat tersebut berlangsung di aula Masjid Al Madinah Dompet Dhuafa, Desa Jampang Kecamatan Kemang.
Herman Budianto, Ketua Kampoeng Silat Jampang mengungkapkan, pihaknya berterimakasih atas kedatangan tim pengabdian masyarakat dari Universitas Negeri Jakarta untuk belajar bersama dengan guru dan murid pesilat muda dari KSJ Dompet Dhuafa.
“Ada sekitar 51 orang pesilat muda yang mengikuti kegiatan pendampingan pencak silat ini,” ungkap Herman Budianto kepada wartawan.
Sementara Dr. Johansyah Lubis, M.Pd selaku Ketua Lembaga PB IPSI yang juga dosen Fakultas Olahraga UNJ mengungkapkan, program pendampingan pencak silat berbasis digital tersebut dilakukan dalam rangka pengabdian masyarakat dari Universitas Negeri Jakarta.
“Giat ini dilaksanakan untuk saling berbagi ilmu dalam rangka melestarikan budaya pencak silat.” tutur Dr. Johansyah Lubis, yang didampingi Eko Wahyudi, atlet peraih medali emas Kejurnas Silat, PON, Sea Games dan Juara Dunia yang dalam giat itu akan memberikan materi dan tehnis seputar pendampingan pencak silat kategori tunggal berbasis digital.
Dalam giat ini, para pesilat muda KSJ diberikan materi dan tehnis sekaligus menunjukan jurus tunggal dengan menggunakan toya dan golok, dibawah pengawasan dan pengarahan Eko Wahyudi selaku narasumber. Para peserta juga mendapatkan sertifikat pelatihan dan kaos dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Sesi acara diakhiri dengan pemberian plakat oleh Dr. Johansyah Lubis dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) kepada Herman Budianto selaku Ketua kampoeng Silat Jampang Dompet Dhuafa. (FHR/Andi).
Alhamdulillah bersama Bapak Silat Dunia Bapak H Mayjend Dr Eddy Marzuki Nalapraya dan 50 Guru dan Pesilat berkumpul di Cipayung Bogor untuk membuat Perencanaan Strategis KSJ
Untuk berkembang dengan baik maka pencak silat harus berbena, perlu peningkatan Manajemen Pencak Silat. Ilmu silat, value dan budaya silat tidak akan berkembang baik tanpa pembenahan Manajemen Pencak Silat.
Alhamdulillah dengan arahan Bpk Mayjend Dr Eddy Nalapraya dan Herman Budianto sebagai Ketua KSJ Dompet Dhuafa, renstra silat berjalan denga lancar.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bpk Mayjend Dr Eddy Nalapraya dan kepada seluruh Guru serta Pesilat yg hadir.
Semoga menjadi amal sholeh kita semua. Aamiin ya rabbal’alamin
Dalam upaya melestarikan budaya pencak silat di Indonesia, Zona Madina Dompet Dhuafa Kabupaten Bogor kembali menggelar event bergengsi Jampang Silat Competition (JSC) ke-5 yang diselenggarakan di Gor Kartika, Kostrad Cilodong – Depok, Sabtu, (28/9/2019).
Kompetisi JSC 5 pada tahun ini mengangkat Tema “Melestarikan budaya pencak silat sebagai warisan asli Indonesia yang membentuk generasi muda berprestasi dan berakhlak mulia.“ Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuh-kembangkan kegaitan kompetisi antar perguruan dalam mencari bibit-bibit generasi silat yang berprestasi.
Kompetisi ini diikuti lebih dari 1.000 peserta yang terbagi dalam 4 tingkat: SD, SMP, SMA dan kelas D Prestasi. Mereka datang dari berbagai perguruan di daerah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) untuk memperebutkan predikat sebagai pesilat terbaik.
Event tahunan ke-5 Kampoeng Silat Jampang (KSJ) dihadiri oleh Ust. Herman Budianto M.Si (Ketua KSJ), H. Ahmad Shonhaji (Direktur Budaya, Dakwah & Layanan Masyarakat), H. Hasannudin, S.Sos (Ketua Pengcab IPSI Kota Depok) dan tokoh pesilat Dunia, DR. HC. H. Eddie Marjuki Nalapraya.
Mereka merasa bangga dapat melihat langsung bibit-bibit pesilat muda yang akan melestariakan budaya pencak silat dan melanjutkan perjuangan para tetua silat di Indonesia. Eyang Eddie memberikan semangat kepada generasi pesilat, “Selamat bertanding anak-anakku, semoga dengan adanya pencak silat ini, kita semua dapat terus menjaga dan melestraikan budaya pencak silat”.
Beliau pun membuka acara dengan memukul Gong. Kompetisi silat berlangsung selama 2 hari dengan sistem piramida untuk menentukan pemenangnya. Juara utama akan mendapatkan piala bergilir dari Direktur Dompet Dhuafa. Banyak pihak yang mendukung kegiatan ini, diantaranya dari Pemerintah Kota Depok, Kemenpora, KONI, IPSI Kota Depok dan Lembaga Silat di Jabodetabek. (ZM)
Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) PD Depok menggelar workshop Silat Entrepreneur 2020 dalam kegiatan “The Power of Silat” yang diinisiasi oleh Kampung Silat Jampang di Depok Mall, Sabtu (04/01/2020).
Workshop Silat Entrepreneur 2020 menampilkan “Coach Adient” yang memaparkan materi “Bisnis Jalan Owner Jalan-jalan” dimana target pesertanya adalah para pengusaha mandiri yang ingin mengembangkan usaha lebih besar.
Coach Adient dalam paparannya menjelaskan langkah awal membangun tim untuk peserta yang “sudah punya usaha” tapi memiliki kendala dalam mengatur SDM yang menyebabkan produktivitas usaha menjadi menurun.
“Diharapkan setelah mengikuti workshop ini akan memudahkan para pelaku usaha untuk membangun bisnis yang lebih besar dan mulai membuat target yang tepat,” ujar ibu Rosmawary selaku ketua IPEMI PD Depok.
Menurut Ibu Rosmawary dipilihnya Coach Adient sebagai pemateri karena beliau adalah motivator yang berpengalaman dalam bidang pengelolaan SDM dan memiliki pengalaman di industri makanan.
“Alhamdulillah 50 peserta sangat antusias sekali mengikuti workshop Silat Entrepreneur,” ujar Bu Rosmawary.
Perlu diketahui IPEMI didirikan di Jakarta pada 21 April 2015 dan mempunyai tujuan meningkatkan peran dan kontribusi pengusaha Muslimah, menuju kemandirian ekonomi yang berkepribadian Indonesia dan berakhlakul Karimah.
IPEMI PD Depok saat ini di Ketuai oleh Ibu Rosmawary dan memiliki sekretariat di jalan Margonda Raya no 23A, Depok 16431.
Kampung Silat Jampang Dompet Dhuafa mengajak masyarakat melestarikan pencak silat sebagai warisan budaya Indonesia.”Mari kita rawat pencak silat sebagai budaya bangsa yang menjadi identitas bangsa Indonesia,”ungkap Ketua Yayasan Dompet Dhuafa, Nasyith Madjidi pada acara pentas dan peluncuran buku The Power of Silat, di DMall Depok, Sabtu 4 Januari 2020.
Tokoh pencak silat internasional Mayjen TNI Purn Dr Eddie M Nalapraya mengapresiasi Kampung Silat Jampang Dompet Dhuafa yang turut mengembangkan pencak silat. Ia juga mengapresiasi buku The Power of Silat yang ditulis Herman Budianto, Ketua Kampung Silat Jampang Dompet Dhuafa.
Eddie menegaskan, pencak silat bukan untuk beladiri tapi untuk kehidupan, untuk menjaga ahlak yang baik. Silat juga untuk beladiri dan kesehatan. Ketiga, silat untuk kesejahteraan. “Dalam silat ada aspek keamanan dan kesejahteraan. Ini bisa menjadi ketahanan bangsa Indonesia”,tambahnya.
Kini, sudah ada 70 negara yang menggemari silat. “Dan silat sudah diakui oleh badan dunia Unesco. Kita harus kembangkan,”tegas Eddie yang menjadi guru besar silat Indonesia.
Ia mengajak generasi muda untuk belajar dan mencintai budaya silat. Eddie mengajak pemuda Indonesia mempejari silat, termasuk dari buku dan juga youtube. “Coba buka di youtube ada Ksatria Bangsa, dan perjalanan silat menuju Unesco,”jelas Eddie.
Penulis buku The Power of Silat, Herman Budianto menjelaskan, Dompet Dhuafa mendorong dan melestarikan silat melalui Kampung Silat Jampang.”Kami melalui Dompet Dhuafa memiliki keprihatinan terhadap pengembangan silat. Kami tidak ingin silat mati obor, gurunya meninggal silat turut mati,”jelasnya.
Jampang/Ahad 22 Desember 2019 bertepatan dengan hari ibu, Insan Pencak Silat Jabodetabek, Cianjur, Sukabumi dan Banten kembali berkumpul di Padepokan Kampung Silat Jampang ( KSJ ) di Kawasan Terpadu Zona Madina Dompet Dhuafa dalam perhelatan Festival Silat Jampang 8. Sebanyak 335 orang peserta yang berasal dari 22 sanggar Pencak Silat bergerak dan saling menunjukan kreasinya untuk menjadi Pesilat terbaik untuk kategori perorangan, berpasangan dan berkelompok.
Dalam Sambutannya Bapak Imam Rulyawan, Pencak Silat menjadi pemersatu dalam kehidupan, melalui Pencak Silat Dompet Dhuafa memperkuat program kemanusiaannya dalam pengembangan budaya, ekonomi, kesehatan, pendidikan dan sosial dakwah. Sebagai lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa ( DD ) selalu berusaha untuk membangun potensi optimalisasi penyaluran dana ZISWAF kepada para mustahik dengan harapan melalui program-program yang semakin variatif akan mampu menumbuhkan masyarakat menjadi lebih berdaya, Ujar Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa sekaligus sebagai Pembina KSJ.
Ada yang menarik dalam Festival tahun ini yaitu banyaknya tokoh Pencak Silat Nasional yang hadir di event ini ,seperti ; H. Basir dari Kombesi, H. Azis Asyarie dari Maenpo Cikalong Cianjur, Bang Taufan P dari FP2STI, Bapak Camat Daswara, dan beberapa Pesilat Senior, Guru Besar, serta Tokoh Masyarakat di sekitar Jampang, Wawan Hermawan sebagai KADES Jampang menyampaikan bahwa KSJ adalah Garda Pembinaan masyarakat yang sudah membuktikan eksistensi sejak tahun 2008 dalam pembentukan karakter positif pada pemuda Desa. Bahkan ada warga kami yang tadinya tidak bisa Silat saat ini sudah bekerja dan menjadi pelatih di perguruannya. Inilah yang kami katakan bahwa KSJ sudah mampu memunculkan kader pemuda yang potensial dan berkarakter islami.
Setelah penetapan Pencak Silat sebagai Kekayaan Budaya tak benda (Intangible Cultural World Heritage) Asli dari Indonesia di Sidang UNESCO pada tanggal 14 Desember di Bogota – Kolombia, sesungguhnya upaya pertanggungjawaban para insan pencak silat menjadi lebih berat. Upaya pelestarian, mensosialisasikan dan mengembangkan Pencak Silat harus lebih masif, melibatkan pemangku kepentingan yang tidak hanya dari pemerintah pusat, tetapi juga harus menjadi agenda di semua pemerintah daerah, keterlibatan sektor swasta sampai komunitas budaya dan komunitas pencak silat itu sendiri juga harus lebih aktif. Saat ini jumlah perguruan silat sangat banyak dan mencapai ribuan yang tersebar di 44 Provinsi di Indonesia. Bahkan tidak sedikit perguruan silat saat ini sudah menyasar pada tempat-tempat latihan yang tidak lagi harus di pedesaan dan tradisional, saat ini pusat perbelanjaan, perkantoran, sekolah, pondok pesantren, kampus ternama bahkan sampai para eksekutif pun ingin belajar silat. Alhamdulillah, sebaran di luar negeri pun Pencak Silat sudah lebih di 41 negara di Dunia dan harapannya terus berkembang hingga pencak silat menjadi kekayaan Dunia yang dapat dipelajari seluruh lapisan masarakat di seluruh belahan bumi, seperti yang disampaikan oleh Herman Budianto selaku Ketua KSJ dan juga aktif dalam mengisi ceramah pedesaan sampai ke perkantoran.
Semoga dengan banyaknya program edukasi dan promosi Pencak Silat Indonesia dapat terus memunculkan pemimpin peminpin baru yang berkarakter islami dan memiliki integritas yang tinggi. Itu lah The Power of Silat.