BOGOR — Ratusan peserta dari perguruan pencak silat se-Jabodetabek, antusias mengikuti pelatihan Eco Enzyme yang dipaparkan langsung oleh tim Eco Enzyme Nusantara (EEN) Bogor Raya pada Sabtu (23/4/2022) siang. Dalam rangka Hari Bumi yang jatuh setiap tanggal 22 April, pelatihan tersebut diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa bersama Kampoeng Silat Jampang (KSJ) di Aula Masjid Al Madinah, Kawasan Zona Madina Dompet Dhuafa, Kemang, Bogor.
Aang Hudaya selaku Pengurus EEN Bogor Raya & Bank Eco Enzyme LPI (Lembaga Pengembangan Insani), memaparkan, bahwa sejatinya, setiap orang adalah pegiat lingkungan. Siapa pun bisa membuat Eco Enzyme, tidak terbatas pada profesi tertentu saja untuk bisa berkontribusi menjaga Bumi. Maka, pesilat sebagai salah satu komunitas yang kuat akan budaya, turut bisa mengolah dan memanfaatkan sisa limbah organik yang selama ini sehari-hari dihasilkan oleh setiap rumah tangga maupun di padepokan silat.
“Eco Enzyme menjadi alternatif untuk bisa mengolah dan memanfaatkan sisa limbah organik yang selama ini terbuang begitu saja. Hari ini kita praktik membuat Eco Enzyme dengan bahan dasar yang sangat mudah didapat, yaitu air, gula merah, dan limbah organik yang masih segar (tidak busuk) berupa sisa sayur-mayur dan kulit buah. Takarannya 1-3-10, yaitu 1 Kg gula merah, 3 Kg buah, dan 10 Liter air, yang diolah dalam satu wadah toples,” papar Aang.
Setelah menyimak materi yang diberikan, para pecinta seni budaya beladiri tersebut juga diajak dalam membuat 100 toples Eco Enzyme dan memanfaatkan 36 Kg limbah organik. Sesi praktik ini turut dipandu oleh Mohamad Latif, Anindita, Nurita, dan Ummi Maryam, dari tim EEN Bogor Raya.
“Proses fermentasinya selama 3 bulan. Setelah panen bisa disaring, ampasnya bisa dimanfaatkan, dan juga cairannya bisa dikemas dalam botol-botol kecil menjadi produk turunannya. Target dasar utama kali ini, peserta bisa membuat Eco Enzyme. Berikutnya, akan diskusi lebih lanjut untuk cara panen dan cara memanfaatkan Eco Enzyme. Termasuk produk turunannya, bisa menjadi produk sabun Eco Enzyme, dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Salah satu peserta dari perguruan silat Perisai Diri Jampang, Ari Winarko, mengaku, sangat antusias dengan kegiatan ini. Bisa bersilaturahim bersama sesama komunitas pecinta beladiri, berkegiatan hal baru, hingga bershalawat, dan berbuka puasa bersama di bulan suci Ramadhan.
“Seru banget ya. Beragam warna baju seragam silat hadir di Zona Madina sejak siang. Sholat Dzuhur berjamaah, kemudian mulai praktik membuat Eco Enzyme, yang menariknya ini bisa dibawa pulang. Semoga kedepan, panitia adakan giat lanjutan untuk memproses hasilnya nanti. Eco Enzyme ini juga bisa diaplikasikan di perguruan silat sehari-hari,” ungkap Ari.
“Lalu setelah sholat Ashar berjamaah, kami bershalawat bareng guru dan pimpinan silat, serta Habib Muhammad bin Umar Al Athos. Ini juga bikin teduh banget. Tambah senang giat hari ini karena lengkap dengan berbuka puasa bersama dan menerima Parsel Ramadhan dari donatur Dompet Dhuafa. Terima kasih banyak,” akunya lagi.
Dalam sambutannya, Ustadz Herman Budianto, M. Si., selaku Ketua Kampung Silat Jampang, menyampaikan, betapa pentingnya para pendekar silat untuk juga mempelajari hal-hal baru dalam rangka memberikan kontribusi terbaik bagi lingkungan sebagai bukti cinta dan ibadah kita kepada Allah SWT. Terlebih, hal ini bisa #JadiManfaat di dalam aplikasi keseharian di pendopo padepokan silat, maupun dalam keseharian rumah tangga.
“Alhamdulillah, hari ini kita bisa silaturahim bersama untuk mengikuti rangkaian Pelatihan Eco Enzyme, Pencak Silat Bershalawat, dan ditutup dengan Iftar bersama di Zona Madina. Agar kita para pesilat-pesilat ini, juga semakin peduli lingkungan dan makin teduh dengan shalawat. Terutama makin memuliakan Ramadhan di hari-hari terakhirnya. Harapan kami agar senantiasa mengembangkan budaya silat dan senantiasa beribadah kepada Allah SWT,” pungkas Ust. Herman. (Dompet Dhuafa / Dhika Prabowo)