Pusaka Sabandar adalah perguruan beraliran Sabandar, aliran silat yang dikembangkan oleh Muhammad Kasim Amak Syahbandar atau yang lebih dikenal dengan nama Raden Ama Sabandar, yang dilahirkan pada tahun 1766 di Sumatera Barat, tepatnya di Pagaruyung atau Kabupaten Tanah Datar saat ini.
Muhammad Kasim merupakan seorang anak bangsawan, dia terusir dari kampung halamannya setelah fitnah penjajah. Belanda mempengaruhi kaum bangsawan dan kerajaan. Dia dianggap bersalah karena mengajarkan Silat Pusako kepada masyarakat awam yang bukan bangsawan atau keluarga kerajaan. Dalam pengembaraannya dia sempat singgah ke Batavia, lalu akhirnya dia menetap di Desa Karang Tengah, Cianjur. Beliau meninggal pada tahun 1880 dan dimakamkan di Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat dalam usia 114 tahun.
Aliran silat Sabandar inilah yang menjadi benih dari didirikannya Perguruan Pencak Silat Pusaka Sabandar pada tahun 1982. Ajaran atau aliran yang disebut ilmu “Sahbandar” ini merupakan jenis olah raga dan seni bela diri yang merupakan warisan para leluhur bangsa Indonesia, yang oleh guru besar perguruan Bapak R. Suwandar Kartadimadja telah diwariskan kepada Bapak Oden Aslam, Ketua Dewan Guru PS Gerak Raga Inkeda. Lalu kemudian bersama para anggota dewan perguruan dijabarkan dan dikembangkan supaya lebih mudah dipahami isi maupun maknanya.
Untuk lebih mendalami ilmu tersebut, perguruan menggunakan suatu ajaran meditasi khusyuk yang disebut “tali rasa” (ikatan rasa). Ajaran ini mengutamakan pembinaan mental dan spiritual bagi para anggotanya. Melalui ajaran tersebut, perguruan bertujuan untuk membentuk para anggotanya supaya memiliki ketahanan jasmani dan rohani yang tanguh, dengan dilandasi sifat rendah hati, berbudi luhur, dan berwatak ksatria, sehingga dapat berguna bagi bangsa, negara, dan agamanya.
Bentuk ajarannya merupakan suatu rangkaian gerak (gerak badan/jurus/kembangan) dengan mendasarkan pada seni tradisional yang dilandasi dengan kekuatan pada teknik-teknik pernapasan khusus (pengantar napas) dan penguasaan diri serta konsentrasi yang tinggi. Sehingga pada suatu tingkatan tertentu dapat menjadi sarana untuk memelihara/ meningkatkan kesehatan tubuh dan juga sarana untuk bela diri.
Hakikatnya, pada setiap manusia terdapat suatu “kekuatan dalam” atau “jiga”, disebut sebagai unsur kekuatan dasar dalam diri manusia. Dengan melakukan latihan yang rutin serta mendalam, dan melalui penguasaan napas yang benar, akan banyak membantu menyempurnakan fungsi jantung dan ginjal sehingga terbentuk kesegaran jasmani dan kekuatan rohani, juga dapat berfungsi pula untuk mengendalikan hawa nafsu.
Pada tahap yang lebih tinggi, di mana seseorang telah memiliki kemampuan untuk menyalurkan pada bagian tubuh tertentu, maka akan timbul suatu kekuatan positif/ kekuatan bertambah (suatu kekuatan yang melebihi kemampuan kekuatan manusia pada biasanya), yang mana dengan kekuatan tambah ini seseorang dapat memiliki ketahanan tubuh yang kuat, bahkan akan mampu untuk menahan semua benturan keras terhadap tubuhnya, benturan itu dapat berupa pukulan tangan, kayu keras, batu bata/batu kali, lempengan besi, dan lain sebaginya. Serta juga mampu menahan/menerima siraman air keras.
Secara garis besar isi ajaran tersebut meliputi penggabungan dari rangkaian gerak raga ( jurus/ kembangan), teknik pernapasan khusus (mengatur napas), dan meditasi (pengunaan diri dan konsentrasi yang tinggi) yang dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:
1 . Rangkaian gerak raga, dibagi menjadi dua bagian
- Rangkaian gerak raga atas dasar keindahan/keluwesan
- Rangkaian gerak raga untuk tujuan bela diri
Dalam hal ini sudah banyak gerakan-gerakan/jurus-jurus yang dikembangkan oleh para guru Pusaka Sabandar sendiri, namun demikian tidak menghilangkan dari unsur gerak aslinya.
- Teknik pernapasan khusus (pengaturan napas), dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut:
- Teknik pernapasan dengan gerak jurus, yaitu teknik pernapasan yang dikombinasikan dengan gerakan raga/jurus (khas jurus sabandar).
- Teknik pernapasan tanpa gerak, yaitu teknik pernapasan/pengaturan napas yang dilakukan dengan posisi duduk, berdiri, tidur, dan posisi lainnya, juga pada waktu meditasi (meditasi tali rasa).
Teknik pernapasan ini ternyata banyak memiliki manfaat buat kesehatan tubuh dan dapat menyembuhkan bermacam-macam penyakit, terbukti dengan banyak diterbitkannya dan beredarnya buku-buku pernapasan untuk kesehatan, bahkan ada yang telah mendapatkan pengakuan yang datangnya dari dalam maupun luar negeri.
3 . Meditasi (semedi )
Untuk pencapaian penguasaan diri dan konsentrasi yang tinggi dalam upaya pemusatan serta penyaluran inti kekuatan dalam diri seseorang, diperlukan latihan berupa meditasi khusus yang disebut ”tali rasa”. Melalui pendekatan kepada Tuhan Yang Maha Esa (dzikir) menuju keheningan yang dalam, dengan menyatukan unsurunsur kekuatan dasar dalam diri manusia, dari situ akan melapangkan jalan mencapai suatu penyatuan unsurunsur kekuatan tersebut menjadi suatu inti kekuatan dalam.
Untuk mencapai tingkatan seperti tersebut di atas, diperlukan suatu tahapan di mana setiap tahapan harus dikuasai terlebih dahulu, jadi kesimpulannya setiap tahapan meninggalkan suatu tingkatan untuk menuju ke arah penemuan tahapan berikutnya.
Pada tanggal 4 April 1992 di Jakarta, diadakan musyawarah yang dihadiri oleh para anggota bersama Dewan Pelatih dan Dewan Guru, menghasilkan kesepakatan untuk mengganti nama Perguruan Pencak Silat Gerak Raga Inkeda menjadi Perguruan Pencak Silat Pusaka Sabandar. Sekarang perguruan ini beralamat di Jalan R. Moh. Kahfi 1 RT. 006 RW. 02 Ciganjur, Jakarta 12630.
Ciri khas dari Pencak Silat Pusaka Sabandar ini terlihat dari setiap gerakannya yang harus dibarengi dengan pengaturan pernapasan. Perguruan silat yang memiliki keanggotaan/murid sekitar 500 orang ini memiliki jurus andalan yang disebut “Jurus Tangtung Alif”. Sekarang perguruan ini tersebar di Ciganjur, Cibubur, Guntur, Depok, Parung, dan Mega Mendung.
Sumber : Kampoeng Silat Jampang