Perguruan Pencak Silat Panglipur terkenal dengan keindahan gerak dan jurusnya. Gerakan dan jurus mereka diramu dengan penuh estetik sehingga indah dinikmati sebagai pertunjukan seni. Sebagaimana namanya, Panglipur memiliki makna menghibur.
Perguruan Pencak Silat ini didirikan di Bandung pada tahun 1909 oleh Abah Aleh. Nama Panglipur diberikan oleh Adipati Wiranata Kusumah. Berdasarkan cerita turun temurun, ketika Adipati Wiranata Kusumah menderita sakit keras, beliau ingin sekali menonton peragaan seni pencak dan tembang Cianjuran.
Abah Aleh dan murid-muridnya pun diundang untuk menampilkan peragaan jurus dan gerakan silatnya. Abah Aleh menampilkan jurus-jurus yang indah dan kompak.
Peragaan mereka diiringi musik kendang Pencak. Turut juga menyertai Bapak Hamim yang membawakan tembang Cianjuran.
Setelah menikmati pertunjukan tersebut, hati Adipati Wiranata Kusumah merasa terhibur hingga ia pun sembuh. Sebagai rasa hormat dan tanda terima kasih, beliau memberikan nama kelompok Abah Aleh dengan “Penglipur Galih” atau “Penghibur Hati”. Sedangkan kelompok seni Cianjuran Bapak Hamim diberi nama “Panglipur” atau “Penghibur”. Kedua tokoh kemudian berembuk dan memutuskan untuk bertukar nama agar lebih sesuai dengan garapan seninya.
Nama Panglipur sebagai pemberian dari Adipati Wiranata Kusuma, selain memiliki arti penghibur, juga oleh para sesepuh perguruan dijadikan akronim dari ungkapan yang hingga saat ini menjadi motto perguruan Panglipur. Motto tersebut adalah “Pek Aranjeun Neangan Guitu Lohong Ilmuna Pikeun Udageun Rasa” yang artinya “Silahkan mencari guru yang tinggi ilmunya untuk mencapai kesempurnaan rasa.”
Gerakan dan jurus silat yang diajarkan Panglipur meliputi berbagai aliran khas Jawa Barat, yaitu Syahbandar, Kari, Sera, Cimande dan Cikalong. Berbagai aliran tersebut diolah sedemikian rupa hingga akhirnya menjadi teknikteknik khas perguruan Panglipur.
Selain mengajarkan teknik beladiri tangan kosong, perguruan ini juga mahir dalam penggunaan senjata, baik senjata tajam maupun tumpul. Jurus-jurus senjata yang diajarkan dalam perguruan Panglipur antara lain : golok, tongkat, kipas dll.
Perguruan Panglipur banyak menghasilkan pendekarpendekar muda. Para pendekar tersebut setelah menyelesaikan pelajarannya pulang ke daerahnya masingmasing dan membuka paguron (perguruan) baru.
Sebagai rasa hormat kepada guru dan cinta kepada paguron induknya, kebanyakan perkumpulan baru tersebut menggunakan nama paguron induk dan menggabungkannya dengan nama baru. Maka munculah banyak perguruan baru yang merupakan cabang dari perguruan Panglipur, seperti: Rayi Panglipur, Panglipur Muda, Mekar Panglipur, Sinar Panglipur, Panglipur Jembar Kencana, Simpay Panglipur, Panglipur Pamager Sari dan Panglipur Siliwangi.
Untuk mempersatukan perguruan –perguruan Panglipur yang sudah tersebar, para sesepuh dan guru besar mengambil inisiatif untuk mendirikan sebuah Himpunan Pencak Silat Panglipur. Himpunan ini diketahui oleh Ibu Eni Rukmini Sekarningrat yang merupakan anak keempat dari Abah Aleh. Begitu banyak jumlah perguruan yang bergabung, hingga menjadikannya himpunan terbesar di Jawa Barat.
Sumber : Kampoeng Silat Jampang